Tuesday, November 4, 2008

bercerita

....nasib perempuan ibukota terjerat kota budaya yang super gila…gara-gara pria ibukota….kenali hura2 jd huru hara….amazing in bed

Mari bercerita :

Saya perempuan, saya punya saudara dirumah juga perempuan, bahkan sampai anjing dirumah pun beralat kelaminkan betina. Saya punya band cewe ( Bikinie’s ), dan 1 project an lainnya yang jg berpersonelkan dominan perempuan ( raras n the ehemm ).
Berada dilingkungan yang seakan semua serba wanita ini justru menimbulkan banyak pandangan baik buruk nya menjadi seorang wanita.

Konon kini sudah zamannya emansipasi wanita. Semua sama rata ( i wish ). Berikut kutipan dari buku Lucy Irigaray ’ aku, kamu, kita : belajar berbeda ’.....” menurut kesetaraan, sebagai perempuan, bagiku terasa sebagai ungkapan yang menyimpang dari tujuan rill. Menuntut kesetaraan berarti ada unsur pembanding. Dengan siapa atau dengan apa perempuan ingin setara ?...Dengan ukuran baku ?
Mengapa tidak dengan dirinya sendiri ?”

Saya sebagai wanita itu sendiri melihat beberapa kecenderungan didalam perilaku wanita seumuran saya saat ini. Yaitu, wanita lupa akan dirinya sebagai wanita!

1. Kehamilan diluar nikah. Perilaku sex bebas belakangan ini seakan sudah menjadi tren. Kadang kita menjadi wanita lupa bahwa kita itu wanita yang sangat bisa berpotensi untuk hamil. Seakan belum waktunya satu2 jalan yang dipandang baik ( asal ) ialah aborsi. Hmm….melihat kasus ini, kesimpulan yang bisa saya ambil ialah wanita sendirilah yang sebenarnya memberi batas itu sendiri. Menghancurkan masa depan mereka sendiri. Untuk teman2ku yang sudah pada pernah aborsi & hamil diluar nikah / jadi terpaksa nikah karena hamil. Ma af ya saya terpaksa katakan saya prihatin akan keadaaan kalian. Seandainya kalian lebih mau sadar & lebih bisa mencntai diri kalian sendiri.

2. Pelecehan. Ya bisa dikatakan saya hidup dijalanan. Maksudnya, saya kemana – mana transportasi saya ialah angkutan umum. Saya tidak sama sekali mengeluh kok. Melihat kendaraan yang jumlahnya kini amat sangat banyak malah membuat saya jadi lebih memilih naik kendaraan umum saja. Tapi........sekarang dukanya ialah.........Perilaku iseng dari tangan – tangan mas – mas jahil sesama penumpanglah yang membuat saya tidak nyaman dan terkadang ” DAMN jd cewe ribet bgt d!!! ”

3. Pulang Malam. Saya sering pulang malam ( diatas jam 12 mlm ) & seringkali berpapasann dengan tetangga – tetangga yang bawel “ Kok jam segini baru pulang fan ? Anak perempuan jam segini kok baru pulang ? Dari mana aja ?
Knp sih orang – orang itu? Jadi hanya anak laki – laki saja yang boleh pulang malam? Seakan pulang malam itu menjadi sebuah hal yang tabu untuk kaum wanita. Sebuah hal yang buruk! Terserah apa kata mereka! Ya, saya sih cuma bisa berharap mereka dari pada suka mengkomentari saya yang pulang malam mending eveluasi diri saja deh. Kya uda paling bener aja. Ya, seandainya penyampaian kalimat sindiran mereka bisa dikatakan lebih halus lagi.

Tulisan diatas sebenarnya hanya sedikit uneg2 yang secara nyata terjadi dikehidupan kita. Yang kebetulan saya sedikit unkapkan melalui cerita yang saya alami ( kecuali point 1 ).
Wanita yang kini ingin disetarakan namun juga wanita yang lupa akan kodratnya sebagai wanita. Mungkin akan banyak lagi permasalahan2 yang dialami sebagai seorang wanita. Sampai jumpa di lain cerita & kesempatan.


1 comment:

Anonymous said...

akar permasalahan dari ketidaksetaraan adalah mebedakan yang jelas - jelas berbeda (bagi saya lho, ya!). Sehingga untuk menyetarakan memerlukan pemahaman bahwa yang jelas - jelas berbeda, tidak perlu lagi dibedakan, dipusingkan, dsb.....